Tuesday, September 6, 2016

College and It's Mysticism

Saya selalu mengatakan kuliah adalah suatu fase yang sangat mistis. Hal ini sering saya katakan dalam banyak percakapan dengan teman-teman saya beberapa tahun belakangan. Memang banyak dari mereka yang mencoba mengerti tentang perkataan saya itu. Namun hanya sedikit yang agaknya memahami.

Saya memiliki banyak sepupu. Banyak di antaranya berusia lebih tua dari saya dan yang sedang menginjak jenjang pendidikan yang lebih senior dari saya. Satu per satu dari mereka lulus dari SMA dan mulai memasuki perkuliahan. 

Setiap sesekali mereka pulang untuk mengunjungi keluarga dan kembali bercakap cakap dengan saya dan yang lainnya. Seperti biasa, saya tidak begitu tertarik dengan kehidupan mereka. 

Namun setelah beberapa waktu saya menyadari suatu hal. They have changed. Setiap saudara yang kembali dari perantauan, saya perhatikan, somehow telah berbeda. Entah penampilannya, sifatnya atau bahkan pola pikirnya. 

Mereka yang awalnya sangat kekanak-kanakan, manja, sombong dan mudah tersinggung tiba-tiba menjadi pendiam dan responsible. Saya jadi bertanya-tanya, apa yang membuat mereka menjadi begini. Apa yang terjadi disana? What have they seen sehingga mereka menjadi freaky? It's so mistical.

Tak lama, sekarang giliran saya yang masuk kuliah. Saya merasakan sendiri apa yang mereka rasakan. Tetapi melalui jalan yang lebih sulit, agaknya, karena ketika mereka mulai kuliah, mereka ditemani oleh orangtua atau saudara lain yang mengurusi ini itunya. Tidak bagi saya. Saya harus mengurusi segala sesuatunya sendiri. Mulai dari sulitnya mencari tempat tinggal sendiri, mengurusi administrasi perkuliahan sendiri, bahkan melakukan segalanya sendiri. Perlahan saya mulai merasakan apa yang saudara-saudara saya rasakan.

Suatu pagi ketika saya bolos satu mata kuliah, tiba-tiba saya menyadari apa yang membuat perkuliahan sangat mistis, dalam artian bisa mengubah sifat seseorang. 

Jawabannya adalah kesendirian. Sebelumnya saya sudah menulis artikel mengenai kesendirian.

Seperti yang saya katakan dalam artikel tersebut, kesendirian bukanlah suatu hal yang buruk. Dalam kesendirian orang-orang mulai memahami diri mereka sendiri dan menemukan yang dinamakan ketenangan batin. 

Mengapa di perkuliahan?


Saya adalah seorang Ambivert, yang heboh dalam keramaian namun tetap menikmati waktu sendiri saya. Tidak jarang saya duduk di kedai kopi sendirian bertemankan headset kumal dan video youtube. Namun kesendirian itu belum cukup untuk menemukan ketenangan batin itu.

Masa sekolah menuntut kita untuk menjadi sama. Saya mengenakan baju seragam, belajar mata pelajaran yang sama, masuk sekolah di jam yang sama dan pulang di jam yang sama, juga mengikuti trend yang sama. Sulit bagi seseorang untuk menemukan jati diri mereka dalam keriuhan dalam cover yang sama ini. Bagi beberapa pemberani malah berontak dan di cap 'nakal' lalu menganggap itu jati diri mereka. 

Sementara dalam perkuliahan, saya bebas untuk mengekspresikan diri. Saya bebas untuk memilih dengan siapa bergaul. Semuanya berbeda. Sayalah yang harus memenej diri saya sendiri. Tanpa panduan dan tuntutan untuk menjadi sama, serta ditemani kesendirian, kemudian saya menentukan apa yang penting bagi saya sendiri dan masa depan yang saya inginkan. Inilah suatu revealation yang membawa saya mengerti mengapa kuliah itu begitu mistis dan mampu merubah seseorang.

Thursday, September 1, 2016

Alone


Alone (Adj.) [uh-lon] separate, apart, or isolated from others


Sendiri adalah keadaan dimana seseorang hanya berdiri tunggal tanpa.. teman, sahabat, kerabat, atau orang lain disekitarnya. Mungkin lebih mudah menggambarkan arti kesendirian yang ada pada kamus karena semua terlihat oleh mata dan dapat dihitung dengan jari. Seringkali orang mengaitkan kesendirian dengan sepi, depresi dan juga mungkin  tertolak. Hmm.. tidak ada salahnya. Banyak orang yang menyendiri dengan alasan alasan demikian. Walaupun mungkin itu bukan pilihannya, keadaan dan lingkungan sosial yang buruk lah yang membuat seseorang harus menyendiri.

kesendirian di lain pihak juga berkaitan dengan kekuatan, kemandirian, dan percaya diri. Menurut KBBI,  sendiri berarti: tidak dibantu orang lain; tidak diperintah orang lain; tidak dipengaruhi oang lain (kbbi.web.id). Artinya seseorang tidak harus bergantung pada orang lain untuk melakukan ini itu. Mereka sadar dua tangan sudah cukup untuk mengankat segala masalah dalam keidupannya. Dua kaki cukup untuk membawa langkahnya menjalani kehidupan sehari hari.

Ada beberapa tipe orang di dunia ini. Ada Introvert, Ekstrovert dan Ambivert.


Sebagai sorang Introvert yang individualistik, memang terkadang sulit untuk bergaul dengan banyak orang. Duduk di hadapan secangkir kopi panas sendirian mungkin dirasa tepat baginya. Mereka senang untuk sendiri. Mereka bisa berfikir jernih tanpa harus memasang wajah ceria palsu atau mimik seolah perhatian ketika mendegar cerita orang lain yang kadang hanyalah sebuah masalah sepele yang bisa ia selesaikan sendiri. Kesendirian merupakan keadaan tenang yang memang ia damba-dambakan.

Lain bagi Extrovert. kesendirian itu, bagaikan hal yang tabu... bagi dirinya sendiri. ia begitu suka untuk berkumpul walau untuk sekedar hang out, sedikit tertawa, atau menghabiskan waktu yang tidak ada faedahnya. Mereka memang terlihat ramah, selalu ceria, dan penuh kesukaan. Di balik itu, adalah saat terburuk bagi orang ekstrovert ketika mereka dilanda kesendirian. Ada sisi lain dari diri mereka yang tiba tiba aktif. sebuah sisi aneh yang tidak semua orang mengerti. Hari-hari bagai penuh dengan kesedihan, kehampaan dan kegetiran. Sendiri bukanlah suatu pilihan yang tepat bagi mereka.

Untuk orang Ambivert -yang merupakan persilangan antara Introvert dan Ekstrovert- , kesendirian merupakan suatu hal yang baik sekaligus buruk. Sifat Ambivert sangatlah unik. Inilah yang membuat mereka menajadi seseorang yang fragile. Mereka begitu sensitif  dan moody. Di keramaian, mereka akan menjadi pusat perhatian atau setidaknya berusaha untuk itu. Dan di saat sendiri, mereka akan berusaha menyibukkan diri mereka dengan hal hal lain yang menyenangkan hati mereka. Yang menjadikan mereka fragile adalah kadang, dalam keramaian mereka bisa saja merasa sepi dan kehilangan mood seketika. Orang yang bersama dengan mereka harus pandai menyesuakan diri dengan ambivert.


Siapakah yang harus disalahkan atas kesendirian?


Orang bisa merasa sendiri ketika sepi dan juga di dalam keramaian. ketika sepi, I know it feels like the worst of time bagi mereka yang tidak suka kesendirian. karena tidak ada oarang lain yang bisa disalahkan selain dari diri seseorang itu sendiri. Untuk itu, kadang mereka lebih suka 'bersembunyi' dalam keramaian. Dalam keramaian, mereka bisa melihat semua yang tidak menemani mereka, lalu menyalahkan keramaian itu sendiri. Mereka bisa berkata: "Mereka semua yang tidak menginginkanku." dan tidak melakukan apa-apa tentang keadaan itu.


Kesendirian bukanlah suatu kesedihan. melainkan adalah suatu fase. Fase yang sangat baik jika dimanfaatkan dengan baik juga. dalam kesendirian seseorang bisa berfokus pada diri sendiri. waktu yang pernah disia siakan untuk menyenagkan orang lain, bisa dimanfaatkan untuk mengulang kembali pelajaran yang sudah terlewatkan. menonton episode serial tv favorit atau sekedar mensyukuri segala sesuatu yang sudah dimiliki.

Kalau dilihat kembali, kesendirian adalah suatu yang tidak begitu menyeramkan. Ketahulah siapa diri kita. Dan manfaatkan segala keadaan yang terjadi. Do you feel alone tonight?