Saya selalu mengatakan kuliah adalah suatu fase yang sangat mistis. Hal ini sering saya katakan dalam banyak percakapan dengan teman-teman saya beberapa tahun belakangan. Memang banyak dari mereka yang mencoba mengerti tentang perkataan saya itu. Namun hanya sedikit yang agaknya memahami.
Saya memiliki banyak sepupu. Banyak di antaranya berusia lebih tua dari saya dan yang sedang menginjak jenjang pendidikan yang lebih senior dari saya. Satu per satu dari mereka lulus dari SMA dan mulai memasuki perkuliahan.
Setiap sesekali mereka pulang untuk mengunjungi keluarga dan kembali bercakap cakap dengan saya dan yang lainnya. Seperti biasa, saya tidak begitu tertarik dengan kehidupan mereka.
Namun setelah beberapa waktu saya menyadari suatu hal. They have changed. Setiap saudara yang kembali dari perantauan, saya perhatikan, somehow telah berbeda. Entah penampilannya, sifatnya atau bahkan pola pikirnya.
Mereka yang awalnya sangat kekanak-kanakan, manja, sombong dan mudah tersinggung tiba-tiba menjadi pendiam dan responsible. Saya jadi bertanya-tanya, apa yang membuat mereka menjadi begini. Apa yang terjadi disana? What have they seen sehingga mereka menjadi freaky? It's so mistical.
Tak lama, sekarang giliran saya yang masuk kuliah. Saya merasakan sendiri apa yang mereka rasakan. Tetapi melalui jalan yang lebih sulit, agaknya, karena ketika mereka mulai kuliah, mereka ditemani oleh orangtua atau saudara lain yang mengurusi ini itunya. Tidak bagi saya. Saya harus mengurusi segala sesuatunya sendiri. Mulai dari sulitnya mencari tempat tinggal sendiri, mengurusi administrasi perkuliahan sendiri, bahkan melakukan segalanya sendiri. Perlahan saya mulai merasakan apa yang saudara-saudara saya rasakan.
Suatu pagi ketika saya bolos satu mata kuliah, tiba-tiba saya menyadari apa yang membuat perkuliahan sangat mistis, dalam artian bisa mengubah sifat seseorang.
Jawabannya adalah kesendirian. Sebelumnya saya sudah menulis artikel mengenai kesendirian.
Seperti yang saya katakan dalam artikel tersebut, kesendirian bukanlah suatu hal yang buruk. Dalam kesendirian orang-orang mulai memahami diri mereka sendiri dan menemukan yang dinamakan ketenangan batin.
Mengapa di perkuliahan?
Saya adalah seorang Ambivert, yang heboh dalam keramaian namun tetap menikmati waktu sendiri saya. Tidak jarang saya duduk di kedai kopi sendirian bertemankan headset kumal dan video youtube. Namun kesendirian itu belum cukup untuk menemukan ketenangan batin itu.
Masa sekolah menuntut kita untuk menjadi sama. Saya mengenakan baju seragam, belajar mata pelajaran yang sama, masuk sekolah di jam yang sama dan pulang di jam yang sama, juga mengikuti trend yang sama. Sulit bagi seseorang untuk menemukan jati diri mereka dalam keriuhan dalam cover yang sama ini. Bagi beberapa pemberani malah berontak dan di cap 'nakal' lalu menganggap itu jati diri mereka.
Sementara dalam perkuliahan, saya bebas untuk mengekspresikan diri. Saya bebas untuk memilih dengan siapa bergaul. Semuanya berbeda. Sayalah yang harus memenej diri saya sendiri. Tanpa panduan dan tuntutan untuk menjadi sama, serta ditemani kesendirian, kemudian saya menentukan apa yang penting bagi saya sendiri dan masa depan yang saya inginkan. Inilah suatu revealation yang membawa saya mengerti mengapa kuliah itu begitu mistis dan mampu merubah seseorang.